Langsung ke konten utama

Ramalan Pendeta Nasrani I - Tentang Kerasulan Nabi Muhammad SAW

Abu Thalib pergi ke Syam bersama beberapa pemuda pemuka Quraisy dan Nabi Muhammad SAW.

Ketika di Syam, mereka bertemu dengan seorang pendeta yang meminta dengan sungguh-sungguh agar mereka tidak membawa Muhammad ke daerah orang-orang Romawi.

Pendeta itu berkata,
"Jika orang-orang Romawi melihat dan mengenal ciri-ciri yang dimiliki Muhammad, maka mereka akan menyiksanya."

Ketika pendeta itu menyarankan hal tersebut, Abu Thalib menoleh dan tiba-tiba muncul sembilan orang Romawi dari arah belakang.

Pendeta itu menyambut mereka dan berkata,
"Apa yang mendorong kalian datang?"
Mereka menjawab,
"Pendeta kami memberitahukan bahwa ada seorang nabi dari bangsa Arab menuju negeri kami di bulan ini, maka semua jalan dijaga oleh orang-orang untuk menangkapnya, dan kami ditugaskan ke jalan ini."


Pendeta itu berkata,
"Jika Allah telah menghendaki suatu perkara, maka apakah menurut kalian ada yang bisa menolaknya?"
Mereka menjawab,
"Tidak."

Pendeta itu berkata,
"Berbaitlah kepada nabi ini, sesungguhnya ia benar."
Mereka berbaiat bersama pendeta itu, kemudian mendatangi rombongan Abu Thalib.

Pendeta itu bertanya,
"Aku harap kalian menjaganya, siapa yang menjadi walinya?
Orang-orang Quraisy menjawab,
"Ini."
Sambil menunjuk ke arah Abu Thalib.

Pendeta itu terus menerus meminta Abu Thalib untuk menjaga Muhammad, sehingga Abu Thalib memulangkannya bersama beberapa orang termasuk Bilal.

Pendeta itu membekali Muhammad dengan roti dan minyak zaitun.

HR. Razin dari Ali bin Abu Thalib r.a

Komentar

Postingan Populer

KOREKSI KESALAHAN DALAM BERSUCI

Thoharoh secara bahasa artinya adalah bersih, lepas dari segala kotoran baik secara hissi (dilihat atau dirasakan) seperti najisnya air kencing dan lain-lain, maupun secara maknawi seperti bersih dari aib dan maksiat. Sedangkan secara syar’i, thoharoh artinya menghilangkan apa saja yang bisa mencegah dari sholat berupa hadats ataupun najis dengan menggunakan air (atau lainnya), atau menghilangkan hukumnya dengan tanah. Dalam syariat, thoharoh memiliki kedudukan yang sangat penting diantaranya adalah bahwa thoharoh adalah merupakan syarat sahnya sholat. Nabi shallallahu shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, لا تقبل صلاة أحدكم إذا أحدث حتى يتوضأ “Tidak diterima sholat salah seorang diantara kalian apabila ia berhadats sampai dia berwudhu.” [HR.Bukhari no.135 dan Muslim no.225] Dalam hadits lain dari sahabat Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu, ia berkata: “Sungguh saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, لا تقبل صلاة بغير طهور ولا صدقة من غلول “Allah subha...

Pesona Putri "Yang" Dari Muntok (Bangka) Istri Sultan Palembang

Pesona Puteri "Yang" dari Muntok Isteri Sultan Palembang ---------- Sebagaimana diketahui, dulu, Pulau Bangka Belitung termasuk dalam bagian wilayah Kesultanan Palembang Darussalam. Sejak timah di Pulau Bangka telah di ketahui sekitar abad ke 17, timah menjadi salahsatu andalan sumber kekayaan bagi kesultanan selain lada. Produksi dan eksploitasi tambang timah mengalami peningkatan yang pesat setelah Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo (SMB l) menggarapnya secara serius dengan mengrekrut dan menambah jumlah tenaga kerja manusia (SDM). Sebagian besar SDM tersebut adalah orang-orang Cina peranakan Siantan dari Kepulauan Natuna-Riau. Jumlah mereka sekitar 1000 orang ditempatkan di Muntok, yang dikenal ahli dalam pertambangan. Komunitas keluarga Cina ini beragama Islam. Setiap kaum prianya bergelar "Abang", sedang perempuannya bergelar "Yang". Puteri Yang ini menjadi salahsatu isteri sultan-sultan Palembang dan mendapat gelar kehormatan 'Masayu Ratu'...