Langsung ke konten utama

Kisah Seorang Ahli Ibadah Dengan Seekor Anjing


Illustrasi
Dahulu kala, ada seorang Abid (ahli ibadah) yang selalu beribadah dan berdo’a kepada Tuhan di sebuah gunung. Karena kedudukan dan kedekatannya dengan Tuhan yang sangat tinggi, Tuhan memerintahkan para malaikat-Nya untuk selalu membawakan untukmya makanan dari surga. Dan dengan cara inilah Tuhan membuatnya kenyang. Setelah 70 tahun beribadah, suatu hari Tuhan berkata kepada para malaikat-Nya, “Untuk malam ini janganlah kalian bawakan dia makanan, kita akan mengujinya!”

Malam itu Abid menunggu dengan sabar makanannya, tapi tak kunjung tiba, hingga dia sudah tak mampu lagi menahan rasa lapar. Kesabarannya pun sudah habis, dia sudah tidak kuat lagi, akhirnya dia turun dari gunung dan pergi menuju rumah penyembah api yang berada di kaki gunung untuk meminta roti kepadanya, penyembah api memberikan kepadanya 3 potong roti lalu dia pergi menuju tempat ibadahnya.


Baca Juga: Kisah Nelayan Dan Jin Ifrit


Anjing penjaga rumah penyembah api berlari mengikutinya dan menghentikannya. Sang Abid melemparkan sepotong roti kepadanya sehingga dia kembali dan Abid bisa meneruskan perjalannya, anjing menghabiskan roti dan kembali menghentikan sang Abid, Abid pun melemparkan roti keduanya kepadanya dan saat ingin pergi, namun anjing tidak melepaskannya dan tidak membiarkan Abid meneruskan perjalanannya. Sang Abid dengan marah melemparkan roti ketiganya kepadanya dan berkata: “Hai binatang kenapa kamu tidak punya rasa malu! Tuanmu memberikan roti ini kepadaku, namun kamu tidak membiarkanku membawanya?”

Dengan izin Tuhan yang Maha Besar, anjing itu pun bisa berbicara dan berkata, “Saya bukannya tidak punya rasa malu, saya adalah anjing yang bertahun-tahun tinggal dirumah seseorang, saat dia memberikan makan kepada saya, saya tinggal bersamanya, saat dia tidak memberikan makanan kepada saya, saya tetap berada disampingnya, suatu saat dia mengusirku dari rumahnya, saya duduk menunggu di luar pintunya hingga shubuh, tapi justru sebaliknya kamu yang tidak punya rasa malu, Tuhanmu selalu mengirimi kamu makanan setiap malam dan apapun yang kamu minta Dia memberikannya, hanya satu malam saja makanan tidak datang, kamu sudah melupakan-Nya dan memutuskan hubungan dengan-Nya dan datang kepada penyembah api untuk memenuhi hajatmu dan meminta roti kepadanya.”

Setelah mendengar perkataan ini dia sangat terkejut dan menyesal dan kembali ke tempat ibadahnya lalu bertobat.(Berita Dunia.Net

Komentar

Postingan Populer

Pesona Putri "Yang" Dari Muntok (Bangka) Istri Sultan Palembang

Pesona Puteri "Yang" dari Muntok Isteri Sultan Palembang ---------- Sebagaimana diketahui, dulu, Pulau Bangka Belitung termasuk dalam bagian wilayah Kesultanan Palembang Darussalam. Sejak timah di Pulau Bangka telah di ketahui sekitar abad ke 17, timah menjadi salahsatu andalan sumber kekayaan bagi kesultanan selain lada. Produksi dan eksploitasi tambang timah mengalami peningkatan yang pesat setelah Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo (SMB l) menggarapnya secara serius dengan mengrekrut dan menambah jumlah tenaga kerja manusia (SDM). Sebagian besar SDM tersebut adalah orang-orang Cina peranakan Siantan dari Kepulauan Natuna-Riau. Jumlah mereka sekitar 1000 orang ditempatkan di Muntok, yang dikenal ahli dalam pertambangan. Komunitas keluarga Cina ini beragama Islam. Setiap kaum prianya bergelar "Abang", sedang perempuannya bergelar "Yang". Puteri Yang ini menjadi salahsatu isteri sultan-sultan Palembang dan mendapat gelar kehormatan 'Masayu Ratu'...

Khuzaifah Bin Yaman Dan Tulusnya Cintanya Kepada Rasulullah #2

Suatu hari beliau berkata; “Orang-orang selalu bertanya (Rasulullah) tentang kebaikan, tapi saya bertanya tentang keburukan karena takut akan menimpa diriku.” Beliau bertanya kepada Rasulullah; “Wahai Rasul, mulutku adalah jalan bagi keluargaku dan saya takut membawaku keneraka sebab mulut?” Rasulullah balik bertanya; “Apakah kamu tidak membaca istighfar?” “Dalam sehari saya membaca memohon ampun kepada Allah (istighfar) seratus kali” jawab beliau. Beliau adalah seorang yang benci dengan kemunafikan hingga ucapan pertama yang keluar dari mulutnya ketika berbicara kepada penduduk Madain pada waktu menjadi wali kota itu adalah “Jauhkan kalian dari prilaku-prilaku fitnah.” Penduduk itu bertanya; “apa itu prilaku-prilaku fitnah wahai Abu Abdullah?” beliau menjawab; “Pintu para amir (penguasa); seseorang dari kalian masuk menjumpai amir kemudian meyakinkan dia dengan kebohongan dan memuji dengan apa yang tidak semestinya.” Pada masa Umar bin Khottob, beliau diberi kekuasaan untuk menjadi pe...